Operasi Keselamatan 2025: Fokus Baru Polri Menekan Angka Kecelakaan Fatal di Jalan Raya

Keselamatan berlalu lintas merupakan prioritas utama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam menjaga ketertiban masyarakat. Mengingat tingginya angka fatalitas di jalan raya, Polri kembali menggelar Operasi Keselamatan 2025 dengan fokus yang diperbarui pada pencegahan kecelakaan dan penindakan pelanggaran yang berpotensi menyebabkan fatalitas. Operasi yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 1 hingga 14 Maret 2025, ini menekankan pada tindakan pre-emtif dan preventif, didukung dengan penegakan hukum secara elektronik (Electronic Traffic Law Enforcement atau ETLE). Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcar Lantas) menjelang Hari Raya Idulfitri.

Fokus baru Operasi Keselamatan 2025 secara spesifik menyasar tujuh jenis pelanggaran utama yang kerap menjadi penyebab kecelakaan fatal. Pelanggaran tersebut meliputi penggunaan ponsel saat berkendara, melawan arus, berkendara di bawah pengaruh alkohol, tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman, melebihi batas kecepatan, dan berkendara di bawah umur. Menurut data Korlantas Polri, berdasarkan evaluasi operasi tahun sebelumnya, tujuh pelanggaran ini menyumbang hingga 65% dari seluruh kasus kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Oleh karena itu, penekanan pada pelanggaran-pelanggaran ini menjadi sangat krusial.

Pada pelaksanaan Operasi Keselamatan 2025, penindakan dilakukan secara maksimal menggunakan kamera ETLE statis dan mobile. Di Jawa Timur, Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim mencatat dalam tujuh hari pertama operasi, sebanyak 15.789 pelanggar terekam kamera ETLE karena tidak mengenakan sabuk pengaman, dan 9.540 pengendara motor terekam tidak menggunakan helm standar. Selain penindakan, kegiatan edukasi humanis juga gencar dilakukan. Di wilayah hukum Polres Bantul, DI Yogyakarta, Satlantas menggelar kegiatan pembagian helm gratis SNI kepada pengendara yang kedapatan menggunakan helm yang tidak layak, disertai sosialisasi bahaya tidak disiplin di jalan raya.

Dampak dari Operasi Keselamatan 2025 menunjukkan hasil yang positif. Laporan sementara setelah operasi selesai menunjukkan adanya penurunan kasus kecelakaan lalu lintas sebesar 5% dan penurunan jumlah korban meninggal dunia sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini membuktikan bahwa strategi kombinasi antara penegakan hukum berbasis teknologi dan edukasi langsung kepada masyarakat merupakan formula yang efektif. Polri berkomitmen untuk menjadikan keselamatan di jalan raya sebagai budaya, bukan hanya kepatuhan sesaat saat ada operasi.