Mencegah Kejahatan Transnasional: Peran Khusus Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri

Kejahatan Transnasional merupakan ancaman serius yang melampaui batas-batas negara, melibatkan jaringan terorganisir yang bergerak cepat dalam berbagai modus, mulai dari perdagangan narkoba, pencucian uang, penyelundupan manusia, hingga cyber crime. Untuk Mencegah Kejahatan Transnasional agar tidak merusak stabilitas hukum dan ekonomi Indonesia, diperlukan unit penegak hukum yang memiliki kapasitas dan jaringan global. Di sinilah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri memainkan Peran Polri yang sangat strategis dan khusus. Sebagai satuan utama penyidikan tindak pidana di tingkat Mabes Polri, Bareskrim bertanggung jawab atas koordinasi dan pelaksanaan investigasi kasus-kasus besar dan kompleks yang melibatkan yurisdiksi internasional. Mencegah Kejahatan Transnasional adalah bagian integral dari Tugas Pokok Kepolisian dalam Mewujudkan Harkamtibmas.

Peran Bareskrim dalam Mencegah Kejahatan Transnasional diwujudkan melalui penguatan tiga pilar utama. Pilar pertama adalah kolaborasi internasional. Kejahatan yang melintasi batas memerlukan penanganan yang juga melintasi batas. Bareskrim bekerja sama erat dengan Interpol (Organisasi Polisi Kriminal Internasional) melalui NCB (National Central Bureau) Jakarta. Pada kuartal III tahun 2025, misalnya, Tim Reserse Narkoba Bareskrim bekerja sama dengan Kepolisian Federal Australia berhasil membongkar sindikat penyelundupan sabu-sabu dengan total barang bukti seberat 1,5 ton. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran informasi intelijen secara real-time dan operasi gabungan. Tanpa kerja sama internasional ini, pengungkapan kasus dengan jaringan multinasional akan sangat sulit.

Pilar kedua adalah pengembangan kapasitas teknis. Mencegah Kejahatan Transnasional modern, seperti penipuan daring skala besar atau human trafficking berbasis teknologi, menuntut penyidik untuk memiliki keterampilan digital tinggi. Bareskrim secara kontinyu Membangun Keterampilan penyidik melalui pelatihan forensik digital dan analisis data besar. Unit Cyber Crime Bareskrim, yang beroperasi 24 jam sehari, menjadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman ini. Pada hari Rabu, 5 November 2025, Bareskrim meresmikan laboratorium forensik digital terbaru, yang dirancang untuk mempercepat analisis bukti elektronik dan Optimalisasi Sarana dan Prasarana penyidikan.

Pilar ketiga adalah penegakan hukum yang berbasis keadilan. Meskipun penanganan kejahatan transnasional seringkali berfokus pada sindikat besar, Peran Polwan di Bareskrim, khususnya pada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), sangat krusial dalam Tugas Kepolisian menangani korban kejahatan human trafficking. Dengan fokus yang seimbang antara penindakan terhadap pelaku utama dan perlindungan terhadap korban, Bareskrim menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya Mencegah Kejahatan Transnasional secara keras, tetapi juga secara humanis dan berempati.